http://hariansib.com/2007/09/18/seribuan-petani-labuhanbatu-duduki-lahan-konflik-sipef/
Rantauprapat (SIB)
Pasca aksi unjukrasa ratusan massa Kelompok Tani Berasatu (KTB) Labuhanbatu, Rabu 12 September lalu di kantor Bupati Labuhanbatu, massa tersebut kembali beraksi dengan menduduki lahan konflik dengan PT Sipef, Senin (17/9). Kali ini, jumlah massa yang diturunkan jauh lebih besar dari sebelumnya.
Aksi ini merupakan bagian dari ketidakpercayaan KTB terhadap Pemkan dan DPRD setempat. KTB menuding Pemkab Labuhanbatu tidak aspiratif terhadap penyelesaian sengketa tanah antara KTB dengan PT Sipef.
Pemkab dinilai tidak merealisasikan rekomendasi Komisi A DPRD Labuhanbatu yang teliti ulang Hak Guna Usaha (HGU) PT Sipef dan penghentian aktifitas kedua belah pihak yang bersengketa, di atas lahan konflik. Seribuan petani berjalan kaki menuju lahan konflik di Desa Meranti, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu. Setibanya di lahan, warga langsung memasang/ mendirikan tenda serta melakukan pebersihan di lahan yang diklaim tanah mereka. Massa juga mempersiapkan persediaan menginap di lahan sengketa itu.
Selang satu jam lamanya, Kapolsek Kampung Rakyat AKP J Sembiring bersama beberapa orang jajarannya, datang menemui massa. Dalam dialog polsek meminta agar massa tidak melakukan anarkis atau pelanggaran hukum.
Kapolsek juga menyarankan, penyelesaian sengketa tanah tersebut diselesaikan dengan kepala dingin. “Saat ini bulan Ramadhan, maka jangan kita nodai dengan aksi-aksi yang melanggarhukum”, pinta Kapolsek seraya menyarankan agar massa tidak perlu menginap di lahan dimaksud. Namun, Sabar dan Saeno yang menjadi koordinator massa, tetap bersikukuh akan menginap di lahan tersebut.
Pengamatan wartawan, hingga sore hari persiapan massa KTB untuk menginap di lahan konflik, semakin bulat. Sementara pihak perusahaan yang ditemui wartawan di kawasan kantor yang berdekatan dengan lahan konflik, enggan dikonfirmasi. Terlihat, pihak perusahaan kasuk-kusuk dengan surat menyurat terkait persoalan dimaksud. “Sabar ya pak, kebetulan yang berhak memberikan keterangan. Lagi sibuk”, pinta salah seorang karyawan bidang administrasi.
Saeno mengatakan, pihaknya akan melakukan penyisiran hari Selasa (18/9) di lahan sengketa. Pihaknya akan meminta para karyawan untuk meninggalkan lahan konflik. “Kita minta agar pihak perusahaan menghentikan aktifitasnya di lahan konflik ini,” tukasnya. (S25/p)